LEBAK, NEWSRI.NET – Penolakan Amerika Serikat terhadap produk udang beku asal Indonesia milik PT Bahari Makmur Sejati (BMS Foods) memantik reaksi dari pelaku usaha di Banten. FDA (Food and Drug Administration) menolak masuknya udang tersebut karena dugaan kontaminasi isotop radioaktif pada 20 Agustus 2025.
H. Usmar Buntara, pengusaha tambak udang di wilayah Lebak–Pandeglang, menilai situasi ini tidak bisa dianggap sepele. Menurutnya, pemerintah harus segera turun tangan melakukan diplomasi langsung agar persoalan tersebut tidak semakin merugikan dunia perudangan nasional.
“Kasus BMS ini jangan sampai dibiarkan. Saya berharap pemerintah segera mengirim perwakilan resmi ke Amerika untuk menjelaskan kondisi sebenarnya, bukan hanya lewat surat atau email. Harus ada lobi serius agar pasar ekspor kita tetap terbuka,” tegas Usmar, Selasa (9/9/2025).
Ia menekankan, udang Indonesia sejatinya aman untuk dikonsumsi. Dugaan radioaktif, kata dia, bukan berasal dari proses budidaya maupun pengolahan udang, melainkan dampak lingkungan akibat keberadaan pabrik baja di sekitar kawasan BMS.
“Udang kita aman, sehat, tidak tercemar. Yang bermasalah itu justru aktivitas industri logam di sekitar pabrik, bukan proses internal BMS. Jadi pemerintah perlu menyampaikan dengan jelas ke FDA bahwa kualitas udang Indonesia tidak diragukan,” ungkapnya.
Usmar juga menambahkan, selama ini BMS maupun petambak lain tidak menggunakan bahan kimia berbahaya seperti antibiotik, pengawet, maupun pewarna. “Produknya murni, alami, dan sesuai standar. Saya bisa pastikan tidak ada manipulasi bahan,” ujarnya.
Ia berharap pemerintah segera mengambil langkah konkret agar isu ini tidak menurunkan kepercayaan pasar internasional. “Kalau tidak segera ditangani, ekspor kita bisa terhambat berkepanjangan. Pemerintah harus cepat bergerak, melakukan diplomasi, dan menyelamatkan nama baik udang Indonesia,” tutupnya.













