LEBAK – Gelombang kecaman terhadap aksi kekerasan yang menimpa enam jurnalis di kawasan PT Genesis Regeneration Smelting, Kecamatan Jawilan, Kabupaten Serang, Kamis (21/8/2025), terus bergulir. Kekerasan yang dilakukan oleh gabungan oknum aparat, pihak keamanan perusahaan, ormas, hingga karyawan perusahaan tersebut memicu kemarahan insan pers di Banten.
Sebagai bentuk kepedulian, puluhan jurnalis di Kabupaten Lebak turun ke jalan menggelar aksi solidaritas di landmark Alun-alun Rangkasbitung, Jumat (22/8/2025). Mereka menyuarakan orasi lantang menuntut keadilan serta mengecam keras tindakan brutal yang menimpa rekan seprofesi di Serang.
“Ini adalah aksi solidaritas untuk kawan-kawan jurnalis yang menjadi korban. Kami menegaskan, tindakan kekerasan terhadap pers adalah serangan terhadap demokrasi itu sendiri,” tegas Mastur, Ketua Pokja Wartawan Lebak, dalam orasinya.
Mastur menambahkan, peristiwa pengeroyokan hingga menyebabkan salah satu jurnalis harus dilarikan ke rumah sakit merupakan bentuk premanisme yang tidak bisa ditoleransi.
“Jurnalis adalah pilar keempat demokrasi. Jika pers dibungkam dengan kekerasan, maka demokrasi ikut terancam,” ujarnya dengan nada keras.
Senada, jurnalis lainnya, Sandi Sudrajat, menyebut kasus ini mencoreng wajah kebebasan pers di Indonesia.
“Ini peristiwa yang sangat memprihatinkan. Kami berharap kejadian seperti ini tidak lagi terulang, baik di Banten maupun di daerah lain di Indonesia,” ungkapnya.
Para jurnalis mendesak aparat kepolisian untuk bertindak tegas dengan menangkap dan memproses hukum seluruh pelaku, baik oknum aparat, pihak keamanan perusahaan, ormas, maupun karyawan yang terlibat.
Aksi solidaritas ini bukan hanya bentuk dukungan terhadap korban, tetapi juga peringatan keras agar kekerasan terhadap pers tidak lagi dianggap hal biasa. Sebab, di balik setiap pemberitaan, jurnalis mengemban amanah publik untuk menghadirkan kebenaran.













